KH. Abdullah Gymnastiar
Saudaraku yang baik, mungkin saja ada kepuasaan tersendiri ketika suatu tindakan dilakukan secara emosional. Tapi kepuasaan itu belum tentu tepat, karena bisa jadi kepuasaan itu adalah kepuasaan yang tidak baik. Misalkan saja orang tua yang berbeda pendapat dengan anaknya ketika menentukan calon pendamping hidupnya. Sang anak bersikukuh untuk menentukan pilihannya sendiri, sementara orang tua pun tetap berpegang teguh untuk menolak pilihan sang anak.Dengan emosional orang tua anak tersebut tidak mau mengakui lagi sang anak tersebut sebagai darah dagingnya, bahkan dengan teganya sang anak pun diusir dari rumah.
Mungkin kadangkala sikap emosional itu seperti pemecahan masalah tetapi kepuasan yang di dapat sebenarnya hanyalah kepuasaan hawa nafsu, bukan kepuasan yang didasari oleh kebenaran. Percayalah suatu tindakan yang diambil karena dorongan emosi hanya akan menyebabkan penyesalan kemudian.
Kepada saudaraku yang diamanahi kedudukan strategis, sudah semestinya menghindari tindakan-tindakan yang emosional, apalagi jika tindakan emosional itu dilakukan semata-mata karena iri dan prasangka kepada seseorang, seperti ; takut kehilangan jabatan karena orang lain lebih pintar, atau takut orang lain lebih populer dibanding kita. Tindakan emosional seperti ini hanya akan menjatuhkan diri sendiri dan semakin tidak disukai oleh oleh orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, pastikan tidak mengandung unsur negatif, SARA, menyinggung. Tujuan yang baik akan sempurna dikemas dengan ungkapan yang baik pula. Terimaksih