Big Think, Love & Success!!

.

Minggu, 28 Agustus 2011

Konsep Islam tentang Ilmu

Oleh. Ari Wahyono
Al Qur'an adalah  petunjuk IlmuNya


Islam memandang dengan jelas bahwa sumber ilmu adalah Sang Kholiq ialah Allah Azza Wa Jalla. Pemilik ilmu dan sumber mata air ilmu pengetahuan di Alam Semesta.
Allah SWT Berfirman:


"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)
[Qs. Al An'am : 59]

"Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah*). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"
[Qs Lukman : 27]

note: *) Yang dimaksud dengan Kalimat Allah ialah: Ilmu-Nya dan Hikmat-Nya

Membaca : Nutrisi Akal dan pintu Ilmu
Jika menyimak kedua ayat ini kita dengan jelas memahami bahwa Ilmu Allah SWT demikian luas, dan pengawasanNya sungguh sangat akurat. Hingga hari ini teknnologi dan ilmu pengetahuan tiada berdaya mengukur hal ini. 
Pemahaman terhadap ilmu Allah SWT yang Maha Sempurna inilah yang menuntun kita selanjutnya bahwa ilmu dariNya yang di hampaarkan di bumi ini sebenarnya hanya di peruntukkan bagi yang berakal. Karena untuk menjangkau ilmu dan hakikatnya hanya akal lah yang mampu menangkapnya. Oleh karena itu jelas bahwa ilmu yang dihamparkan ini untuk kita Insan. Yakni makhluk ciptaan Allah SWT yang diberikan akal (al 'aqlun).
Dengan keyakinan tersebut Islam memfungsikan masing-masing ilmu tersebut sesuai dengan proporsinya sebagai makhluk (ciptaan). Adapun proporsi tugas manusia yang sebenarnya yang utama adalah beribadah kepada Allah SWT. Agar manusia senantiasa bersujud kepada Allah SWT dan menjalankan kewajibannya sebagai hamba (Abdi), Sebagaimana firmanNya:

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku" [Qs. Adz Dzariat : 56]

Kemudian, Tugas manusia ialah menjadi Khaliffah (wakil Allah) di muka bumi untuk memakmurkan bumi ini dengan kalimatNya dengan segala tugas dan kewajibannya, kita simak firmanNya:

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." [Qs Al Baqoorh : 30]

"Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" [Qs. Al An'am : 165]

Ini artinya ilmu, akal dan tugas sebagai makhluk ini adalah tiga hal yang padu. Allah memberikan tugas kepada insan untuk beribadah dan menjadi pemakmur bumi. Dan untuk menyelesaikan itu semua Allah SWT menghamparkan ilmuNya dan bersamaan dengan itu Allah SWT membekali kita Akal untuk bisa menjangkau Ilmu untuk kemudian bisa menyelesaikan semua tugasnya di bumi (Al Ardh=yang dihamparkan) dengan sebaik-baiknya.
Hal yang perlu kita fahami secara lebih luas adalah bahwasannya SEMUA aktivitas kehidupan insan di bumi ini semestinya bersumber kepada nilai-nilai syari'atNya sebagai sistem hidup. Bidang bidang kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan seterusnya akan paripurna ketika diwarnai dengan IlmuNya.
Pada saat insan ini menjangkau ilmu pengetahuan dan diorientasikan (tujuannya) adalah untuk beribadah kepadaNYa dan memakmurkan bumi, ia akan menemukan hakikat ilmu.




0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, pastikan tidak mengandung unsur negatif, SARA, menyinggung. Tujuan yang baik akan sempurna dikemas dengan ungkapan yang baik pula. Terimaksih