Oleh. Ari Wahyono
"Tidaklah kelembutan itu tercabut dari sesuatu, kecuali sesuatu itu akan terhina dan ternista"
[HR. Musim]
Pada suatu hari Rosulullah SAW kedatangan tamu dari pedusunan. Mereka berombongan datang dari 'pinggiran' untuk menjumpai Sang Pemimpinnya. Dan Rosulullah memang tak pernah risih bertemu dengan siapapun.
Entah karena sedang melihat Rosulullah sedang memanjakan cucunya atau bagaimana saat itu terlontar pertanyaan "Apakah kalian menciumi anak kalian?" mereka bertanya kepada Rosulullah. Kemudian Rosulullah menjawab "Ya". mereka berkata lagi "Namun demi Allah kami tidak pernah mencium mereka". Mendengar itu Rosulullah SAW mengatakan "Apa daya diriku, jika Allah mencabut rasa kasih sayang di hati kalian?"
Inilah pandangan dan perspektif baru yang Rosulullah SAW tanamkan kepada kita umatnya. Bahwa ciuman kepada anak dan memanjakan mereka dengan kasih sayang adalah bentuk pendidikan. Dan ini mempengaruhi pembentukan jiwa mereka. Sehingga kelak mereka akan mengetahui bahasa kasih sayang pula.
Gambaran ini membuka pandangan kita, setidaknya kita bisa mencatat beberapa hal penting:
pertama, Rosulullah memberikan gambaran kepada kita bahwa dunia anak memiliki peranan penting dalam menghapus segala macam kekerasan di dunia ini. Sepanjang anak-anak kita ajarkan kelembutan dan kasih sayang kepadanya. Jika ini dilakukan semua orang tua maka tidak akan lagi ada kekerasan. Meski sulit...Rosulullah telah membuktikan ini. Tamu rosulullah dari pedusunan itu kita gambarkan seperti masyarakat yang memiliki budaya dan kultur keras. dimana ekspresi kasih sayang tidak di 'wujudkkan' dalam bahasa komunikasi mereka. Maka dari kaum ini orang-orang hasil didikannya juga menampakkan kekerasan.
kedua, kekerasan bukan dimaknai dari sekedar tindakan kasar,kejahatan atau perbuatan merusak namun ini juga dimaknai juga dengan banyaknya aktifitas yang FISIK ONLY alias fisik semata. Alangkah keringnya kehidupan yang sarat aktivitas fisik semata, dan coba rasakan betapa sepi dan keringnya. Saat itu pertanyaanya adalah dimana kedudukan hati dan kenapa ia tidak dilibatkan dari aktivitas ni yang bisa mendatangkan nunasa kasih sayang dan lebih hidup?.
Saudaraku, mari kita sebanyak mungkin menanamkan kelembutan dalam diri anak-anak kita sehingga suatu saat nanti siklus kekerasn dan kekeringan jiwa TERPUTUS dalam riwayat peradaban. Wallaahua'lam
"Tidaklah kelembutan itu tercabut dari sesuatu, kecuali sesuatu itu akan terhina dan ternista"
[HR. Musim]
Saat anak kita merasa disayangi |
Pada suatu hari Rosulullah SAW kedatangan tamu dari pedusunan. Mereka berombongan datang dari 'pinggiran' untuk menjumpai Sang Pemimpinnya. Dan Rosulullah memang tak pernah risih bertemu dengan siapapun.
Entah karena sedang melihat Rosulullah sedang memanjakan cucunya atau bagaimana saat itu terlontar pertanyaan "Apakah kalian menciumi anak kalian?" mereka bertanya kepada Rosulullah. Kemudian Rosulullah menjawab "Ya". mereka berkata lagi "Namun demi Allah kami tidak pernah mencium mereka". Mendengar itu Rosulullah SAW mengatakan "Apa daya diriku, jika Allah mencabut rasa kasih sayang di hati kalian?"
Inilah pandangan dan perspektif baru yang Rosulullah SAW tanamkan kepada kita umatnya. Bahwa ciuman kepada anak dan memanjakan mereka dengan kasih sayang adalah bentuk pendidikan. Dan ini mempengaruhi pembentukan jiwa mereka. Sehingga kelak mereka akan mengetahui bahasa kasih sayang pula.
Gambaran ini membuka pandangan kita, setidaknya kita bisa mencatat beberapa hal penting:
pertama, Rosulullah memberikan gambaran kepada kita bahwa dunia anak memiliki peranan penting dalam menghapus segala macam kekerasan di dunia ini. Sepanjang anak-anak kita ajarkan kelembutan dan kasih sayang kepadanya. Jika ini dilakukan semua orang tua maka tidak akan lagi ada kekerasan. Meski sulit...Rosulullah telah membuktikan ini. Tamu rosulullah dari pedusunan itu kita gambarkan seperti masyarakat yang memiliki budaya dan kultur keras. dimana ekspresi kasih sayang tidak di 'wujudkkan' dalam bahasa komunikasi mereka. Maka dari kaum ini orang-orang hasil didikannya juga menampakkan kekerasan.
Kelembutan dan Kasih sayang yang ditanamkan oleh seorang ibu |
Interaksi Hangat yang mendidik |
Saudaraku, mari kita sebanyak mungkin menanamkan kelembutan dalam diri anak-anak kita sehingga suatu saat nanti siklus kekerasn dan kekeringan jiwa TERPUTUS dalam riwayat peradaban. Wallaahua'lam
Sentuhan ibu melembutkan perasaan anak |
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, pastikan tidak mengandung unsur negatif, SARA, menyinggung. Tujuan yang baik akan sempurna dikemas dengan ungkapan yang baik pula. Terimaksih