Big Think, Love & Success!!

.

Selasa, 02 Agustus 2011

Agar Kita Ikhlas Beramal

Oleh. Ari Wahyono

Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Yang demikian itulah agama yang lurus.”  
(Al-Bayyinah: 5)

لاَيَقْبَلُ اللَّهُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ كََانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتَغَى بِهِ وَجْهَهُ.
Allah tidak menerima amal, kecuali yang dikerjakan dengan ikhlas karena Dia semata, dan dimaksudkan untuk mencari ridho-Nya. ( HR. Ibnu Majah )

إِنَّ أَخْوَفَ مَاأَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُِ, قَاَلُوْا : وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُِ يَارَسَُوْلَ اللَّهِ؟
قَالَ : الرِّيَاءُ.
Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil. Sahabat bertanya ; apa syirik kecil itu ya Rasulallah ? Jawab Rasul ( Saw ) : “ Riya’ “ ( HR. Ahmad )

Sendiri maupun berjamaah : Mesti Ikhlas

Secara etimologis (Bahasa Arab) ikhlas berakar dari kata kha-la-sha dengan arti bersih, jernih, murni; tidak bercampur.Misalkan kata Maa'u Khalish artinya adalah air bening atau putih; tidak bercampur dengan kopi, teh, susu, sirup atau zat-zat lainnya. Setelah dibentuk menjadi Ikhlash (mashdar dari fi'il muta'addi khallasha) berarti membersihkan.
Secara Termminologis yang dimaksudkan ikhlas adalah beramal semata-mata mengharapkan ridho Allah SWT.
Berikut adalah kiat agar kita terjaga ikhlas dalam beramal:
1. Wudhuhul hadaf
     Menjaga dan memelihara orientasi hati dan hubungan dengan Allah SWT saat beramal dan mengerjakan aktivitas baik sendiri maupun berjamaah. Keadaan ini hanya akan diperoleh manakala seseorang dalam keadaan memahami hakikat dari kedudukan dirinya sebagai makhluq yang tak lain apapun yang dia lakukan hanya atas ijin Allah SWT.
2.   Ittibau sunnah
      Mengikuti apa yang telah di contohkanRosulullah SAW yang teriwayatkan hingga ke zaman kita. ketika kita beribadah atau beramal meskipun orientasi kita hanya kepada Allah SWT namun tata caranya tidak sebagaimana diajarkan Nabi SAW maka kemungkinan besar amalan kita ini tertolak. Ini banyak berhubungan dengan Ibadah Mahdhoh (khusus), misalkan adzan...meskipun orientasinya hanya kepada Allah namun jika dilafadzkan dalam bahasa TURKI amalan kita ini tertolak, karena Rosulullah SAW tidak mencontohkan demikian.
3. Bercermin kepada para mukhlasin
    Lihatlah karya besar para shabat-tabi'in-tabiit tabi'iin....mereka berkarya dan menghaasilkan karya besar karena apapun yang mereka kerjakan, hati mereka menghadap Allah SWT. Mempelajari  sejarah kehidupan mereka memudahkan kita melihat dan kemudian bercermin...seperti itulah kitaseharusnya.
4. Merenungkan bahaya riya
    Riya adalah pemusnah amal yang mengerikan, ibarat bangunan yang besaar. kekeuatan bangunan itu ditentukan oleh kualitas bahan dan susunannya. Meskipun tinggi menjulang namun bangunan itu berkekuatan seperti tumpukan pasir di tepi pantai maka tentu bangunan itu mudah sekali musnah karena ombak pantai. Dan riya adalah pemusnah bangunan amal kita ini.
5. Mengingat indahnya balasan terhadap mukhlasin


Wallahu a'lam

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, pastikan tidak mengandung unsur negatif, SARA, menyinggung. Tujuan yang baik akan sempurna dikemas dengan ungkapan yang baik pula. Terimaksih