Big Think, Love & Success!!

.

Di Yogyakarta aku Tinggal

Kota Yogyakarta, kota pusat pendidikan di pulau jawa bagian tengah. Menyimpan berjuta kenangan bagi siapapun yang pernah belajar disini...

Berjuta Pesona

Yogyakarta dan pesona nya memikat mata warga dunia. Sudah siapkah menjadi bagiannya?...

Kendalikan Kecepatanmu

Persiapkan diri untuk melaju ikuti perkembangan dunia..

Harmoni dan Kesembangan

Hidup seimbang ciptakan harmonisasi diri..

Keindahan

Keindahan itu adalah impian setiap insan....Keindahan Hidup dalam menuju keabadian

Rabu, 31 Agustus 2011

Syawal

Oleh. Ari Wahyono

Syawal makna sederhananya 'Peningkatan', 'Meningkat'. Bulan ini semoga sebagaimana substansinya kita meningkat secara maknawi. Jika memungkinkan secara komprehensif di seluruh aspek kehidupan kita.
Meningkat yang dimaksud adalah menuju kepada kesempurnaan sebagai manusia dan sebagai hamba Allah SWT.
Naik Tangga Spiritual

M.Quroish Sihab dalam Lentera hati menuliskan, Insan adalah makhluk berbahan Ruh (Dzat robbani) dan Jasad (Zat Makhluk Duniawi). Keduanya mengajak kepada karakternya masing-masing. Ruh memberikan dorongan kita menuju kepadaNya, dan Dunia mendorong kita menuju ke kerendahan. Mana yang akan dominan tergantung kita yang memberikan prioritas.
Menuju kesempurnaan berarti menaiki tangga spiritualitas, tangga ruhanni mendekat menuju Allah SWT. Di tahap ini kita sedikit mengalahkan sisi 'duniawi' kita. Sehingga dunia tak menjadi beban kita menaiki tangga menuju ketinggian ruhani disisiNya.
Mari di bulan syawal ini, kita melaju menaiki tangga ini. Setidaknya bulan Ramdhan kemarin kekotoran dan dosa kita yang menjadi beban perjalanan ini berkurang.
Jangan lupa mari tambah ibadah kita : kita Puasa Syawal 6 Hari, semoga Allah memudahkan kita semua MENINGKAT dan terus MENINGKAT.
Wallahu a'lam bish showab

Minggu, 28 Agustus 2011

Konsep Islam tentang Ilmu

Oleh. Ari Wahyono
Al Qur'an adalah  petunjuk IlmuNya


Islam memandang dengan jelas bahwa sumber ilmu adalah Sang Kholiq ialah Allah Azza Wa Jalla. Pemilik ilmu dan sumber mata air ilmu pengetahuan di Alam Semesta.
Allah SWT Berfirman:


"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)
[Qs. Al An'am : 59]

"Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah*). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"
[Qs Lukman : 27]

note: *) Yang dimaksud dengan Kalimat Allah ialah: Ilmu-Nya dan Hikmat-Nya

Membaca : Nutrisi Akal dan pintu Ilmu
Jika menyimak kedua ayat ini kita dengan jelas memahami bahwa Ilmu Allah SWT demikian luas, dan pengawasanNya sungguh sangat akurat. Hingga hari ini teknnologi dan ilmu pengetahuan tiada berdaya mengukur hal ini. 
Pemahaman terhadap ilmu Allah SWT yang Maha Sempurna inilah yang menuntun kita selanjutnya bahwa ilmu dariNya yang di hampaarkan di bumi ini sebenarnya hanya di peruntukkan bagi yang berakal. Karena untuk menjangkau ilmu dan hakikatnya hanya akal lah yang mampu menangkapnya. Oleh karena itu jelas bahwa ilmu yang dihamparkan ini untuk kita Insan. Yakni makhluk ciptaan Allah SWT yang diberikan akal (al 'aqlun).
Dengan keyakinan tersebut Islam memfungsikan masing-masing ilmu tersebut sesuai dengan proporsinya sebagai makhluk (ciptaan). Adapun proporsi tugas manusia yang sebenarnya yang utama adalah beribadah kepada Allah SWT. Agar manusia senantiasa bersujud kepada Allah SWT dan menjalankan kewajibannya sebagai hamba (Abdi), Sebagaimana firmanNya:

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku" [Qs. Adz Dzariat : 56]

Kemudian, Tugas manusia ialah menjadi Khaliffah (wakil Allah) di muka bumi untuk memakmurkan bumi ini dengan kalimatNya dengan segala tugas dan kewajibannya, kita simak firmanNya:

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." [Qs Al Baqoorh : 30]

"Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" [Qs. Al An'am : 165]

Ini artinya ilmu, akal dan tugas sebagai makhluk ini adalah tiga hal yang padu. Allah memberikan tugas kepada insan untuk beribadah dan menjadi pemakmur bumi. Dan untuk menyelesaikan itu semua Allah SWT menghamparkan ilmuNya dan bersamaan dengan itu Allah SWT membekali kita Akal untuk bisa menjangkau Ilmu untuk kemudian bisa menyelesaikan semua tugasnya di bumi (Al Ardh=yang dihamparkan) dengan sebaik-baiknya.
Hal yang perlu kita fahami secara lebih luas adalah bahwasannya SEMUA aktivitas kehidupan insan di bumi ini semestinya bersumber kepada nilai-nilai syari'atNya sebagai sistem hidup. Bidang bidang kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan seterusnya akan paripurna ketika diwarnai dengan IlmuNya.
Pada saat insan ini menjangkau ilmu pengetahuan dan diorientasikan (tujuannya) adalah untuk beribadah kepadaNYa dan memakmurkan bumi, ia akan menemukan hakikat ilmu.




Rabu, 24 Agustus 2011

Kita Memerlukan : Jeda

Oleh. Ari Wahyono

Ramadhan kali ini mungkin terasa berbeda bagi yang menyadari. Zaman makin tua. Dan Kota makin tak ramah memperlakukan manusia. Banyak insan tak sempat berkeluh kesah dan mencurahkan keletihannya bertahan hidup di kerasnya kehidupan kota. Bahkan di bulan ramadhan mereka hampir 24 jam menghidupkan kota.
istirahatlah...

Jeda...
Kita baru menyadari ternyata Allah SWT mengajarkan kepada kita untuk ada waktu khusus mengatur diri dan mengumpulkan potensi kita. Kita telah diajari dalam sehari untuk jeda jeda khusus.
Mari kita baca ayat kauniyah ni:
dalam 24 jam Allah perintahkan sholat 5 waktu
dalam sepekan atau 7 hari ada hari jumat
dalam etahun ada sebulan bulan romadhan
dalam sebulan ada ayumul bidh 3 hari puasa tengah bulan
ini pelajaran yang bisa kita ambil...

Tiap perjalanan melelahkan dalam menjalani kehidupan ini Allah SWt siapkan peristirahatannya dimana waktu itu untuk mendekatkan diri kita kepadaNya.

dan JEda ini sungguh ber ENERGI bagi kita baik jasad dan maknawi (ruhiyah) .

Selasa, 23 Agustus 2011

Insan yang Masuk Syurga Terakhir

Oleh. Ari Wahyono
syurga tak bissa membuat kita 'sabar' untuk masuk ke dalamnya

Ketika masa hukuman telah berlalu, maka di masa itu semua penghuni Neraka telah menjadi arang. Namun masih ada tanda-tanda sujud di kening orang di dasar neraka yang terlihat karena Allah SWT mengharamkan api neraka membakarnya...Maka malaikat penjaga neraka mengangkat tanda sujud dan arang,  hamba itu  kemudian disiram dengan Hayaatul Maa'i (air kehidupan) maka ia pulih kembali seperti rumput kering yang terterpa air banjir....ia hidup, namun wajahnya terus menghadap ke Neraka...kemudian Hamba ini memohon kepada Allah SWT
"Yaa Allah, Palingkanlah wajahku dari neraka.". Kemudian Allah SWT Berfirman "Baiklah, namun berjanjilah kepadaKu untuk tidak meminta lagi selainnya setelah ini". Sang hamba ini menjawab "Demi KeagunganMu aku tidak akan meminta kepadaMu lebih dari hal yang kuminta ini". Kemudian Allah SWT memalingkan wajah hamba ini. Dan kemudian begitu melihat ke arah syurga ia begitu berbahagia dan muncullah rasa ingin tahunya seperti apakah serambi syurga itu.
Kemudian sang hamba ini meminta kembali kepada Allah SWT " Yaa Allah, ijinkanlah hamba melihat lebih dekat serambi syurga." Allah SWT kemudian berfirman kepadanya "baiklah, namun berjanjilah untuk tidak meminta lagi hal lain setelah permintaanmu ini". Sang hamba ni menjawab " aku berjanji yaa Allah, aku hanya ingin melihat serambi syurga dari jarak yang lebih dekat". Allah kemudian menjawab" Apa jaminannya?". Hamba ini berkata " Keagungan dan kebesaran AsmaMu Yaa Allah". Dengan kehendaknya hamba ini kemudian makin mendekat. Begitu ia melihat serambi syurga ia melihat ke arah gerbang syurga.
Begitu melihat semua keindahan gerbang syurga itu sang hamba kembali meminta " Yaa Allah, aku memohon kepadaMu sekali lagi agar ijinkan hambaMu ini melihat lebih dekat ke gerbang syurga yaa Allah?" Allah SWT berfirman "Apa jaminan dari ucapanmu?" Ia menjawab :"Demi keagunganMu". Maka Allah SWT pun memenuhi permintaan hamba ini.
Sesampai di gerbang syurga ia melihat ke dalam syurga yang luar biasa, ia melihat nikmat penduduk syurga....Kemudian ia kembali memberanikan diri memohon kembali kepadaNya...
"Yaa Allah, begitu indah dan nikmatnya penduduk syurga itu...Yaa Allah hamba memohon kepadamu sekali lagi ijinkan hambaMu ini memasuki syurga itu Yaa Allah". Dan kali ini Allah SWT  berfirman " Wahai hambaKu, mengapa engkau terus berbohong kepadaKu?". "Apa jaminannya jika engkau tidak akan memohon kembali kepadaKu hal yang lebih dari itu?" hamba ini menjawab kembali "demi keagunganMu Yaa Allah". Maka Allah SWT berfirman sambil 'tertawa' *)  "Baiklah masuklah engkau kedalamnya dan ambilah nikmat yang ada di dalamnya dan akan Aku tambahkan kepadaMu dua kali lipatnya".

Subhanallaaah...
Silahkan memetik makna, Wallahu a'lam

Disarikan dari Kitab Lu'lu' wal Marjan,
Masjid Al Amin Klodangan Sendangtirto BErbah Sleman
23 Ramadhan 1432 H
 

Kamis, 18 Agustus 2011

God Will (Maher Zain)

God Will


Every time you feel like you cannot go on
You feel so lost and that you’re so alone
All you see is night and darkness all around
You feel so helpless you can’t see which way to go
Don’t despair and never lose hope
’Cause Allah is always by your side

Insha Allah, Insha Allah
Insha Allah you’ll find your way
Insha Allah, Insha Allah
Insha Allah you’ll find your way

Every time you commit one more mistake
You feel you can’t repent and that it’s way too late
You’re so confused wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame
But don’t despair and never lose hope
’Cause Allah is always by your side

Insha Allah, Insha Allah
Insha Allah you’ll find your way
Insha Allah, Insha Allah
Insha Allah you’ll find your way
Turn to Allah He’s never far away

Put your trust in Him, raise your hands and pray
Ya Allah guide my steps, don’t let me go astray
You’re the only one who can show me the way
Show me the way, show me the way, show me the way

Insha Allah, Insha Allah
Insha Allah we’ll find our way
Insha Allah, Insha Allah
Insha Allah we’ll find our way
Insha Allah, Insha Allah
Insha Allah we’ll find our way
Insha Allah, Insha Allah
Insha Allah we’ll find our way

INGIN DOWNLOAD Lagunya MAHER ZAIN dalam Format Mp3 GRATIS??  KLIK DISINI!
sumber : gudanglagu.com

Insha Allah (Maher Zain ft.Fadly Padi)

Insya Allah 
Artist. Maher Zain

Ketika kau tak sanggup melangkah
Hilang arah dalam kesendirian
Tiada mentari bagai malam yang kelam
Tiada tempat untuk berlabuh
Bertahan terus berharap
Allah selalu di sisimu

Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan

Every time you commit one more mistake
You feel you can’t repent and that it’s way too late
You’re so confused wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame
But don’t despair and never lose hope
’Cause Allah is always by your side

Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah you’ll find a way
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan

Turn to Allah He’s never far away
Put your trust in Him, raise your hands and pray
Oh Ya Allah tuntun langkahku di jalanmu
Hanya engkaulah pelitaku
Tuntun aku di jalanmu selamanya

Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way

INGIN DOWNLOAD Lagunya dalam Format Mp3 GRATIS??  KLIK DISINI!

Download video clip Maher Zain Insya Allah (feat. Fadly Padi)

Rabu, 17 Agustus 2011

Salam Merdeka!!!

Oleh Ari Wahyono

Salam Dahsyat!!, Salam Merdeka Bung!!, 17 Agustus 1945, hari bersejarah itu tak terasa berlalu 66 Tahun. Semangat kemerdekaan ini mewarnai tahun demi tahun negeri ini. 66 Tahun memang bukan  usia yang muda lagi. Banyak capaian yang perlu kita syukuri.
Peringatan HUT Kemerdekaan RI

Pembangunan hingga tahap ini telah dapat dinikmati seluruh penduduk negeri ini meskipun belum merata. Setidaknya ini tidak akan mengurangi hak siapapun di Indonesia untuk ikut menikmati pembangunan. Merdeka dari terjajahnya penduduk oleh bangsa lain memang secara fisik telah berlalu. Meski banyak penjajahan bentuk baru yang kita rasakan, setidaknya kita masih terjajah di enam aspek:

Penjajahan Budaya
Bangsa ini  telah memiliki budaya yang Tinggi dan Adiluhung, budaya yang sebenarnya mampu mengantarkan kita semua menjadi bangsa yang maju. Namun nilai-nilai itu mulai pudar. Generasi muda lebih suka meng-COPY kebudayaan LN (baca: mancanegara). Namun yang dicontoh bukan POLA FIKIR POSITIF, ILMU, PROFESIONALISME, EFORT Dan ETOS KERJA, namun yang di COPY: WARNA RAMBUT, GAYA HIDUP MATERIALISTIK, BUKA AUROT, INDIVIDUALISME, KAPITALISME, CARA BERPAKAIAN, CARA BERGAUL....yang menurut saya pribadi SALAH COPY. dan hari ini menunjukkan  keterjajahan budaya yang luar biasa. Bagaimana saya mengatakan Keterjajahan? Kalau pakai pakaian ga seperti 'mereka'  dikatakan ga gaul..ga modern....ga jamani...dst. Arrtinya generrasi ini bangga dengan budaya ORANG LAIN dan bukan hanya itu, generasi ini banyak yang ketergantungannya tinggi.
Pada saat batik di budayakan, banyak yang komentar 'KUNO'.


Penjajahan Ekonomi
 Hutang Indonesia hari ini Rp. 1.700.000.000.000.000,- (tujuh belas ribu trilyun rupiah). Entah siapa yang akan bisa membayarnya sementara MENTAL KORUPSI, KONSUMSI dan OPORTUNIS masih menghinggapi sebagian pengelola bangsa ini. TERJAJAH yang BENAR-BENAR TERJAJAH...Padahal negeri ini sangat kaya raya. Setiap bayi (klo dibebankan ke setiap orang)  menanggung hutang Rp. 22.700.000,- dengan asumsi penduduk kita 360 juta jiwa. Mengerikan....
Miskin di negeri yang BERPOTENSI KAYA


Penjajahan Pemikiran 
Tolong di jawab dengan jujur!, Bung jika kita ingin meminta bantuan kepada sesama kita kira - kira jawaban apa yang kita peroleh? Jika ada banyak orang miskin sementara orang yang berpunya mendiamkan saja, ini dari mana ajarannya? Jika ada orang berpakaian tidak senonoh di tempat terbuka ini siapa yang memberi contoh?
Kita secara lambat namun pasti di suntik dengan pemikiran yang bukan ORIGINAL. Negeri ini mewariskan budaya gotong royong, rukun, tolerasni, tolong menolong, Sopan santun, Rendah hati, Peduli, peka, sosial saling menanggung beban yang lain....semuanya entah dimana (setidaknya ini di kota-kota). Semua menjadi budaya AKU adalah AKU, Pikirkan nasibmu sendiri, Tak peduli apa yang kau alami, Aku saja tak ada yang nolong kenapa minta tolong kepadaku, apa untungnya sopan, klo sopan emang kenapa, ...dst
Pertanyaan reflektifnya...SIAPA YANG FOKUS BERFIKIR KEMAJUAN dan MENJAGA NILAI-NILAI mulia...

Penjajahan Teknologi
Jelas lah, HP, TV, MOtor, KEndaraan Perang, Senjata, PEsawat, Kapal dan seterusnya semua PRODUK ASING. Dan yang INdonesia??? Cari sendiri sampai pusing...


Penjajahan Mental
'Yang penting aku dapat dulu"...'Kalau duduk manis saja dapat banyak kenapa kerja keras?'......'Ngapain berilmu tinggi klo ga sekolah saja bisa KAYA'....dan jargon menyesatkan lainnya
.
Penjajahan Pendidikan
Sudahkah kita bisa bebas dari kesulitan karena pendidikan kita hanya mencetak KARYAWAN HEBAT., Pendidikan kita belum memiliki PROSENTASE BESAR menghasilkan ORANG BESAR. Top manajemen di perusahaan besar banyak BULE nya. Pendidikan kita juga belum mampu menghapus penderitaan dan kemiskinan.

SALAM MERDEKA !!!
Meski di dalam hati ini menangis pilu, Selamat HUT INdonesia ke 66...
Bangkitlah Indonesiaku...

Selasa, 16 Agustus 2011

Menanamkan Sifat Kelembutan

Oleh. Ari Wahyono

"Tidaklah kelembutan itu tercabut dari sesuatu, kecuali sesuatu itu akan terhina dan ternista"
[HR. Musim]
Saat anak kita merasa disayangi

Pada suatu hari Rosulullah SAW kedatangan tamu dari pedusunan. Mereka berombongan datang dari 'pinggiran' untuk menjumpai Sang Pemimpinnya. Dan Rosulullah memang tak pernah risih bertemu dengan siapapun.
Entah karena sedang melihat Rosulullah sedang memanjakan cucunya atau bagaimana saat itu terlontar pertanyaan "Apakah kalian menciumi anak kalian?" mereka bertanya kepada Rosulullah. Kemudian Rosulullah menjawab "Ya". mereka berkata lagi "Namun demi Allah kami tidak pernah mencium mereka". Mendengar itu Rosulullah SAW mengatakan "Apa daya diriku, jika Allah mencabut rasa kasih sayang di hati kalian?"
Inilah pandangan dan perspektif baru yang Rosulullah SAW tanamkan kepada kita umatnya. Bahwa ciuman kepada anak dan memanjakan mereka dengan kasih sayang adalah bentuk pendidikan. Dan ini mempengaruhi pembentukan jiwa mereka. Sehingga kelak mereka akan mengetahui bahasa kasih sayang pula.
Gambaran ini membuka pandangan kita, setidaknya kita bisa mencatat beberapa hal penting:

pertama, Rosulullah memberikan gambaran kepada kita bahwa dunia anak memiliki peranan penting dalam menghapus segala macam kekerasan di dunia ini. Sepanjang anak-anak kita ajarkan kelembutan dan kasih sayang kepadanya. Jika ini dilakukan semua orang tua maka tidak akan lagi ada kekerasan. Meski sulit...Rosulullah telah membuktikan ini. Tamu rosulullah dari pedusunan itu kita gambarkan seperti masyarakat yang memiliki budaya dan kultur keras. dimana ekspresi kasih sayang tidak di 'wujudkkan' dalam bahasa komunikasi mereka. Maka dari kaum ini orang-orang hasil didikannya juga menampakkan kekerasan.
Kelembutan dan Kasih sayang yang ditanamkan oleh seorang ibu
 kedua, kekerasan bukan dimaknai dari sekedar tindakan kasar,kejahatan atau perbuatan merusak namun ini juga dimaknai juga dengan banyaknya aktifitas yang FISIK ONLY alias fisik semata. Alangkah keringnya kehidupan yang sarat aktivitas fisik semata, dan coba rasakan betapa sepi dan keringnya. Saat itu pertanyaanya adalah dimana kedudukan hati dan kenapa ia tidak dilibatkan dari aktivitas ni yang bisa mendatangkan nunasa kasih sayang dan lebih hidup?.


Interaksi Hangat yang mendidik


Saudaraku, mari kita sebanyak mungkin menanamkan kelembutan dalam diri anak-anak kita sehingga suatu saat nanti siklus kekerasn dan kekeringan jiwa TERPUTUS dalam riwayat peradaban. Wallaahua'lam

Sentuhan ibu melembutkan perasaan anak

Senin, 15 Agustus 2011

Nutrisi Jiwa dan Akal

 Oleh. Ari Wahyono


Refrehing

Di luar bulan ramadhan kita sering dan bahkan tek pernah lupa akan NUTRISI jasadi kita. Nutrisi yang membantu jasad berperasi dan tumbuh optimal setidaknya normal. Kita bahkan sbegitu serius memperhatikan kebutuhan ini, sebagai bukti kita melakukan setidaknya hal berikut ini:
a. Menjadwal Makan
b. Menghitung Kalori
c. Memilih menu
d. Membelanjakan vitamin
e. Menjadwal Olah raga
f. Berlangganan Nutrisi/Suplemen
dst

Ini merupakan kegiatan sehat  dan menyehatkan jasad kita. Pada kesempatan ini saya ingin mengajak pembaca sekalian menelaah, nah diri kita ini terdiri dari bukan hanya jasad saja namun ada ruh dan terdapat akal. Kerjasama AKAL, Jasad, RUH inilah yang meghasilkan karya terbaik. Menghasilkan amalan terpilih dan berkualitas. Pertanyaan reflektif kemudian adalah, sudahkah kita juga melakukan hal sama pada akal dan ruh kita? Mengatur menu, Menjadwalkan kebutuhannya, Membelanjakan sebagian penghasilan, Memilih kualitas menu, Menentukan kadarnya? khusus untuk akal dan ruh??.....
Jawabannya kemungkinan sangat bervariasi.
Nutrisi akal: baca dan diskusi

Daftar di bawah ini layak kita coba agar nutrisi selain untukjasad terpenuhi:
1. Sempatkan membaca meskipun hanya 20 menit sehari
2. Belilah buku yang membuka cakrawala
3. Hadirilah majelis ilmu
4. Bergabunglah dengan komunitas dan forum yang diminati
5. Jadwalkan berkunjung ke relasi atau tokoh yang kita bisa belajar dari keahliannya
6. Sempatkan di pagi hari merenungi dan memikirkan apa yang akan dikerjakan hari ini
7. Cobalah buat daftar pertanyaan tentang apapun yang anda belum tahu dan selanjutnya  cari jawabannya ke sumbernya
9. Biasakan mencatat lintasan ide dan diskusikan ke orang yang tepat
10. Sempatkan untuk kembangkan ide, dan jika di tulis lebih baik
11. Sediakan waktu menyendiri untuk mengevaluasi apa yang sudah kita lakukan
12. Salurkan emmosi kita ke aktivitas positif dan produktif serta MENYENANGKAN
13. .......nah berikutnya mari kita buat  sendiri-sendiri.
Jadwalkan berinteraksi dengan sumber ilmu

Hal ini nampaknya sederhana, namun jika kita lakukan insyaAllah perubahan perubahan kecil akan mulai meghampiri kita. Keseimbangan dalam memenuhi kebutuhan ini adalah kebutuhan. kesadaran kita untuk memperhatikannya adalah kunci. Jangan sampai tubuh anda segar bugar, namun jiwa dan akal kita 'loyo'.
Wallahu a'lam.

Minggu, 14 Agustus 2011

Allah SWT Mencintai Kita

Oleh. Ari Wahyono


MengenaliNya adalah jalan cinta kepadaNya

"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(QS. Ali Imran 31).

"Dan orang-orang mukmin (beriman) sangat mencintai Allah SWT" (QS. Al Baqoroh : 165)

Mahabatullah (mencintai Allah SWT) itu berarti : Mencintai Allah sendiri dan mencintai apapun yang dicintai Allah (Al Ubudiyyah hal.150, Ibn Taimiyah). Bagaimana proses saling mencintai terjadi juga apabila yang mencintai dan yang dicintai saling mencintai kemudian saling mencintai apapun yang dicintai oleh pihak yang dicinta. Keduanya hal tak terpisahkan.

Rosulullah SAW bersabda:
" Ada tiga golongan yang barangsiapa berada dalam golongan tersebut, dia akan mendapatkan manisnya iman yaitu: 1) Barangsiapa yang menjadikan Allah dan RosulNya lebih dicintai daripada lainnya, 2) Brangsiapa yang mencintai seseorang namun cintanya itu tidak lain, melainkan karena Allah, dan 3) Barangsiapa yang tidak suka kembali kepada kekufuran sesudah diselamatkan Allah dari kekufuran tersebut, sebagaimana tidak sukanya ia dilempar kedalam api neraka" (HR. Bukhori, Muslim, dari Anas bin Malik)

Cobalah baca berulang-ulang kalimat ini dan gunakan perasaan kita,

Siapa yang mencintai sesuatu atau menginginkan sesuatu, kemudian ia dapat mencapai apa yang dicintai dan diinginkannya tersebut maka seseorang itu akan merasakan KEMANISAN dan KELEZATANNYA dan bergembira dengan sesuatu tersebut. Sedang kelezatan itu adala suatu hal yang terjadi sesudah mengayati, mendalami, mengenali lebih jauh dan detail semua sifat yang dicintai dan yang diinginkan itu.

sudah merasakan sesuatu? mudah-mudahan kita menangkap maknanya

Wallahu a'lam

disarikan dari kitab: Al 'ubuudiyah karya Ibnu Taimiyah

Sabtu, 13 Agustus 2011

Memintalah hanya kepadaNya; Laa Roziiqu Ilallaah

Tidak akan ada yang lolos dari PandanganNya
Oleh.Ari Wahyono

Rosulullah SAW bersada:
"Barang siapa merasa cukup, maka Allah akan memberinya kecukupan; barangsiapa menjaga diri maka Allah akan memberinya penjaga; barang siapa mencari kesabaran Allah memberikannya kesabaran. Dan tidak ada satu pun pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luaas melainkan sabar"
(HR. Bukhori, Muslim, Malik, Abu Daud, Nasa'i, Tirmidzi dari Abi Said Al Khudri)

Rosuullah di hadis yang lain:
"Apabila kamu meminta maka memintalah kepada Allah. dan apabila meminta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah"
(HR Ahmad, Tirmidzi dan Hakim)

Setiap insan pasti memerlukan rizqi. Maka jikalau dia mencari rizqinya itu dari Allah SWT berarti dia adalah hamba Allah SWT, dia membutuhkan Allah. Akan tetapi jika dia mencari rizqi nya itu dari manusia maka dia adalah hamba manusia. (Al 'Ubuudiyah, Ibn Taimiyah)

Banyak diantara kita yang ketika kebutuhan hidup telah didepan mata dan belum terpenuhi kemudian berfikir "ssiapa lagi yang akan mencukupi ini semua?". Padahal telah jelas bagi kaum yang beriman Allah SWT lah sumber dari segala rizqi. Allah SWT lah yang akan mncukupkan semua kebutuhan makhluqNya. Bahkan Allah SWT memberikannya tanpa diminta karena Allah SWT Ar Rahmaan Ar Rohiim.
Allah SWT Maha Kaya...

OLeh kerna itu adakah kita masih ragu denganNYa?. Tak selayaknya kita meragukan bahkan mengkhawatirkan diri ini. karena kita memiliki Allah SWT yang menjamin keberlangsungan rizqi untuk kita. Wallahu a'lam



Jumat, 12 Agustus 2011

Salah Satu Senjata Kaum Muslim

Oleh. Ari Wahyono

Sejukkan dan tentramkan jiwamu bersamaNya

Allah SWT berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya[620] agar kamu beruntung." [QS. Al Anfal : 45]

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" [QS.Al Ahzab : 35]

"Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." [QS. Al Ahzab : 41]

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
[QS. Ali Imron : 191]

Ibadah yang ada di hadapan kita dan dapat dilakukan tanpa syarat yang sulit dab tidak perlu memperhatikan waktu khusus adalah Dzikir (baca: dzikrullah, mengingat Allah). Ibadah ini bisa dilakukan kapanpun, tidak memerlukan wudhu, bahkan bisa dikerjakan oleh wanita yang sedang haidh.
Namun demikian ini adalah ibadah yang dicintai Allah SWT dan pahala yang besar akan Allah SWT berikan kepada kita yang tidak diberikanNya dari ibadah selainnya.

Tak sedikit orang yang mengeluhkan kesulitannya dalam menjalankan AJaran ISlam ini. Kemudian mereka mengatakan" Setiap kali kami ingin mendekatkan diri kepada ALlah SWT, kami tidak mampu dan kami kembali melakukan kemaksiatan". Kepada mereka kita biarlah mereka tahu "Obat penawar bagi penyakit kalian adalah Dzikrullah".

Allah SWT telah memberikan kepada kita dua senjata yang tidak boleh kita tinggalkan sepanjang hidup kita yakni DOA dan DZIKRULLAH. Kita akan dibukakan pintu kemenangan selama tidak melupakan senjata-senjata ini.  Orang yang mengabaikan senjatanya maka ia akan dengan mudah dikalahkan musuhnya.dan kemenangan menjauh darinya.

Inilah Syaratnya

Syarat ini urgent, apakah gerangan syaratnya senjata ini berkekuatan?. Kita simak sebentar, Jelaslah bawa ibadah ini amat mudah dilakukan dimanapun dan kapanpun. Ibadah iini dicintai Allah, Berpahala besar dan sederhana. Namun untuk mewujudkan ini semua ada syaratnya sebagaimana Ayat di atas, Syarat tersebut adalah JUMLAHNYA BANYAK dan SERING. Para tabi'in berdzikir dalam hitungan yang luar biasa bahkan angka 100.000 itu tidak aneh.

Kita bisa memulainya dengan jumlah yang kita mampu namun secara bertahap kita tingkatkan. Semoga kita bisa meneladani para tabi'in tersebut.

Dzikir adalah ingat, lawan 'LUPA'. jadi dasarnya kita melatih 'tidak lupa'. Untuk tidak lupa maka sesering dan sebanyak mungkin kita mengingat. dan SELAMAT kita telah mengetahuinya. Lakukan dan rasakan perubahan hidup kita akan menuju kepada derajat yang berbeda, selamat mengalami PENGALAMAN ruhiyyah yang luar biasa...dan andapun akan menjadi luar biasa, InsyaAllah. 
Wallahu a'lam


Kamis, 11 Agustus 2011

Kedudukan Al Qur'an di Hati Muslimin

Di sarikan: Ari Wahyono
sumber: e-book:"kedudukan AL QURAN dalam hati Musllim"

"Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud ,   (107)
 dan mereka berkata: "Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi."(108)
Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'(109)"
[QS Al Israa : 107-109]
Al QUr'an


Kedudukan Al Qur'an dalam Hati Kaum Muslimin:
1. Kaum muslimin memandang Al Qur'an dari Yang Menurunkannya, Ia (Al Qur'an) adalah produk Robbani. Berasal dari yang Maha Segala-galanya.
2. Rosulullah SAW dan para Sahabat memandang bahwa Al Qur'an adalah OBAT dari SEGALA PENYAKIT HATI.
3. Para Sahabat memandang Al QUr'an adalah NASEHAT dari Dzat yang Mat Sayang terhadap mereka. Jadi manakala mereka melakukan kesalahan mereka senang hati segera kembali kepada kebaikan.
4. Para Sahabat memandang bahwa Alam Semesta, Dirinya dan kehidupan ini adalah ciptaanNya, oleh karena itu Al QUran yang merupakan petunjukNya akan selalu selaras dengan kehidupannya. Karena Allah SWT telah menciptakannya sebagai satu kesatuan yang padu.
5. Al QUr'an adalah Kasih sayang ALlah SWT , Para sahabat menerima kehadirannya beserta seluruh isinya dengan senang hati tanpa adanya paksaan.

Interaksi dengan Al Quran: Sejuk dan obati hati yang sakit..

Dengan kedudukan inilah maka mereka kaum muslimin akan menyadari kedudukan penting ini sehingga mereka akan memiliki sikap utama:
1. SUKA MEMBACANYA
2. GEMAR MENTADABURI MAKNA DAN KANDUNGANNYA'
3. MEMPELAJARI DAN MEMPERDALAM PEMAHAMANNYA
4. MENGAMALKAN ISINYA
5. MENDA'WAHKAN AJARANNYA
6. BERSUNGGUH MENJADIKANNYA RISALAH KEHIDUPANNYA


Mari jadikan Al Qur'an petunjuk jalan kita yang terbaik, Semoga Allah SWT mempertemukan kita pula dengan balasan terbaikNYa. Wallahu a'lam

Rabu, 10 Agustus 2011

Tarbiyah Ruhiyah (Keimanan) bagi Anak


Penasejati: Edisi untuk Muslimah
Pendidikan Fundamental : IBU

Allah berfirman, artinya: "Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dipe-rintahkanNya kepada mereka dan selalu menger-jakan apa yang diperintahkan." (At-Tahrim: 6).

Menafsirkan firman Allah, 'Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka', Ali bin Abi Thalib  mengatakan, 'Didiklah dan ajarilah mereka, lakukan keta'atan kepada Allah, jauhi kemaksiatan kepadaNya dan perintahkan keluargamu untuk senantiasa berdzikir, niscaya Allah menyelamatkan kalian dari api Neraka'.

Seorang ummi (ibu) muslimah semestinya adalah orang yang paling banyak diam di rumah dan bergaul dengan anak-anak mereka. Maka berkaitan dengan tanggung jawab ini seorang ummi muslimah mempunyai peran khusus. Rasulullah  dalam sebuah haditsnya yang panjang bersabda: "Dan seorang wanita adalah pemelihara bagi rumah tangga suaminya dan anaknya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka." (HR. Al-Bukhari).

Permasalahannya adalah bagaimana caranya agar seorang ummi (ibu) benar-benar berfungsi sebagai madrasah bagi anak-anak mereka? Jawabnya tentu dengan mempersiapkan mereka dengan ilmu syar'i yang akan mereka amalkan serta mengajak orang lain untuk mengamalkannya, ke-mudian sabar dalam melaksanakannya. Untuk itu, setiap ummi muslimah harus mem-persiapkan dirinya dengan sebaik-baiknya, terutama dalam memberikan tarbiyah imaniyah (pendidikan keimanan) kepada anak dan keluarga pada umum-nya. Di antara hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan tarbiyah imaniyah adalah sebagai berikut:

Memilih pasangan hidup sesuai dengan yang dikehendaki Allah
Artinya, tanggung jawab ini sudah dimulai ketika seorang muslim/muslimah beranjak membangun kehidupan baru (berumah tangga). 
Rasulullah  bersabda, artinya: "Seorang wanita dinikahi karena empat perka-ra; karena hartanya, nasabnya, kecantikannya dan karena agamanya. Pilihlah wanita yang taat pada agama, (jika tidak) engkau akan merugi." (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah ). 
Rasulullah  juga bersabda: "Jika datang kepada engkau seseorang yang engkau ridhai dien (agama) dan akhlaknya maka nikahkanlah dia, jika tidak maka akan terjadi fitnah dan kerusakan di muka bumi." (HR. At-Tirmidzi, hasan gharib).

Sebuah rumah tangga yang dibangun di atas kaidah yang benar dalam memilih pasangan hidup akan membantu terwujudnya kehidupan yang selamat dan bahagia dengan idzin Allah. Karena itu, raihlah keberuntungan itu dengan menikahi wanita yang baik agamanya. Mengingat Allah dalam setiap keadaan. 
Mendo'akan kebaikan untuk anak sebelum mereka dilahirkan. 
Dan hendaklah beberapa saat setelah kelahiran anak , sang ummi mengenalkan kalimat tauhid melalui adzan pada telinga sang bayi. Rasulullah  mencontohkan hal ini sebagaimana tersebut di dalam hadits Abi Rafi'. "Aku melihat Rasulullah r mengumandangkan adzan pada telinga Al-Hasan bin Ali ketika Fati-mah melahirkannya dengan selamat dengan adzan shalat." (HR. At-Tirmidzi. Al-Albani berkata, hasan shahih).
Sehingga kalimat yang mengandung keagungan Allah inilah sebagai hal pertama yang ia dengar.

Seorang anak, tanpa diperintah ataupun dilarang akan menirukan segala ucapan dan gerakan sang ummi. Seorang anak kadang kita lihat menirukan gerakan orang tuanya dalam shalat, duduk, ruku' dan sujud. Juga dia selalu berusaha mengulangi ucapan-ucapan yang ia dengar. Dan ini terjadi di saat usia mereka masih kurang dari tiga tahun maka ummi-lah yang harus pandai-pandai menjadi contoh langsung bagi anak-anak mereka.
Sebagaimana kita ketahui bahwa tauhid merupakan asas pokok dalam beribadah kepada Allah, maka sudah selayaknyalah sedini mungkin kita mengenalkan kepada anak tentang keesaan Allah, rububiyah-Nya, uluhiyah--Nya serta asma' dan sifatNya, hingga mereka mampu beribadah kepada Allah sesuai dengan syari'at yang dikehen-dakiNya. Misalnya kita jelaskan tentang konsekuensi-konsekuensi tauhid lewat kisah-kisah atau kita berikan contoh-contoh yang bisa membawa anak memikirkan tentang makhluk-makhluk Allah yang menunjukkan keesaanNya. Hal itu misalnya dilaku-kan dengan melihat alam sekitar, sehingga secara bertahap akan tumbuh iman mereka kepada Allah  dengan dalil dan petunjuk.  

Melatih anak-anak dengan latihan-latihan ibadah seperti shalat, shiyam (puasa), shadaqah serta membiasakan mereka dengan do'a-do'a yang masyru' (diajarkan) dalam setiap keadaan, sehing-ga tumbuh iman dan tawakkal (ketergantungan) mereka kepada Allah.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan hadits dari seorang shahabiyah Rubayyi binti Muawwid. "Rasulullah  mengirim utusan pagi hari Asyura ke kampung-kampung kaum Anshar (untuk meng-umumkan), 'Barangsiapa berbuka pada hari ini maka hendaknya ia menyempurnakan sisa harinya dengan berpuasa dan barangsiapa berpuasa pada hari ini maka hendaknya ia sempurnakan puasanya.' Rubayyi berkata, 'Adalah kami berpuasa setelah itu dan kami mempuasakan anak-anak kami, kami buatkan untuk mereka mainan yang terbuat dari bulu. Apabila di antara mereka ada yang menangis minta makan, maka kami berikan mainan tersebut hingga tiba waktu berbuka.'"

Dalam hadits di atas terdapat dalil untuk mela-tih anak-anak berpuasa dan membiasakan mereka beribadah hingga tumbuh menjadi pemuda- pemudi yang taat.

Ketika menginjak usia tujuh tahun hendak-nya sang ummi mengajarkan kepada anak-anak mereka tingkatan-tingkatan dien yaitu Islam, iman, dan ihsan, mengajarkan kepada mereka hukum-hukum thaharah dan shalat, baik rukun-rukun, kewajiban, sunnah-sunnah serta pembatal-pembatalnya, dengan menghafal dalil-dalilnya. Hal ini harus terus kita lakukan tanpa bosan-bosan selama tiga tahun dalam rangka melatih mereka. Dan itu bisa menggunakan banyak cara, baik rayuan, pemberian hadiah ataupun dalam bentuk ancaman jika diperlukan. Dan jika telah berusia 10 tahun tetapi mereka masih lalai, kita memu-kulnya dengan pukulan yang mendidik tanpa menimbulkan luka. Rasulullah r bersabda: "Perintahkan anak-anak kalian melakukan shalat ketika berumur 7 tahun dan pukullah mereka (jika meninggalkannya) ketika mereka berumur 10 tahun dan pisahkanlah mereka diwaktu tidur." (HR. Ahmad).Dan bagi anak laki-laki hendaknya mulai dilatih menunaikan shalat berjamaah bersama kaum muslimin karena hal itu wajib atas kaum laki-laki.

Mengajarkan Anak tentang sejarah Nabi  untuk diteladani.
Ini perkara pen-ting yang harus diketahui setiap muslim. Lalu hendaknya dilanjutkan dengan sirah (sejarah) para sahabat dan tabi'in y. Karena Rasulullah r serta para tabi'in adalah teladan seti-ap muslim.
Memilihkan tempat-tempat dan teman-teman yang membantu mereka memahami dien. Misalkan mengikutsertakan anak dalam ta'lim-ta'lim (pengajian-pengajian) atau untuk mengha-falkan surah-surah Al-Qur'anul Karim sesuai dengan kemampuan mereka. Dan hendaknya kita menjauhkan anak dari lingkungan orang yang bisa merusak dien serta aqidahnya. Karena itu, seorang ummi harus bersungguh-sungguh di dalam mengontrol dan mengawasi pergaulan anak-anak mereka. Rasulullah r bersabda: "Perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk adalah seperti pembawa minyak wangi dengan seorang pandai besi." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur'anul Karim sudah selayaknya kita kenalkan kepada anak-anak sedini mungkin. Kita biasakan mereka berbahasa Arab yang fasih sesuai dengan kemam-puan kita sehingga mereka menjadi fasih dalam berbahasa Arab. 
Hendaknya pada setiap rumah tersedia perpustakaan yang berisi kitab-kitab yang ber-manfa'at dan menjauhkan anak-anak dari bacaan-bacaan yang bisa merusak aqidah dan akhlak mereka, baik berupa televisi, majalah-majalah ataupun bacaan-bacaan lain yang penuh penyim-pangan dan kesesatan.
Hendaknya disediakan pula untuk mereka kaset-kaset bacaan Al-Quranul Karim atau ceramah-ceramah yang bisa memupuk aqidah dan keimanan, sehingga mereka tumbuh menjadi seorang muslim dan muslimah yang ta'at, baik dalam ucapan maupun amalan. Wallahu a'lam.

Disarikan dari kitab Al-Mar'ah Al-Muslimah fi Manziliha, Ahmad bin Muhammad Aba Bathin, Kitab Ahkamut Tifl, Ahmad Al-I'sawiy, Majalah Al-Ashalah no. 10/1414 H. (Ummu Fatimah Al-Atsariyah).

Selasa, 09 Agustus 2011

Cerahkan Hidupmu, Berinteraksilah dengan Al Quran

Oleh Ari Wahyono


Tadarus Al Qur'an



"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS. Al Ankabut : 45)

Dalam riwayat hidup Imam Syafi'i, kita tentu terkejut ketika membacanya. Dan sebelumnya pun kita tentu bertanya-tanya. Imam salah satu Madzhab ini seperti apakah interaksinya dengan Al Qur'an di Bulan Ramadhan?. Semoga kita beajar dan meniru beliau juga. Beliau membaca Al Qur'an dan mengkhatamkannya 60 kali dalam sebulan di bulan ramadhan dan ini beliau lakukan semenjak beliau menghafal Al QUr'an diusianya 10 Tahun hingga akhir hayatnya.
Subhanallaah...

Ustadz Yusuf Mansur menyampaikan nasihat singkatnya dalam pertemuan:
"Jika hidup kita ingin cerah dipenuhi cahaya dan kemudahan. BErtemanlah dengan Al Qur'an. Sibukkan diri kita dengannya. InsyaAllah....Jangan lupa membacanya sebanyak mungkin tiap hari, dan sebanyak mungkin berinteraksi dengannya. Yakinlah Allah SWT akan menurunkan peetunjuknya kepada kita. Wallahu a'lam"


Hidup kita akan cerah ketika bersama Al Quran tentunya, karena beliau (imam Syafi'i) telah membuktikannya betapa hidupnya BERCAHAYA karena interaksi beliau dengan Al Quran sungguh menakjubkan.
Tak banyak kata, mari kita tauladani. Semoga hidup kita BERCAHAYA. Wallahu a'lam





Senin, 08 Agustus 2011

Shadaqoh Sungguh Menakjubkan

Oleh. Ari Wahyono

Rosulullah SAW bersabda:
"Setiap orang akan berada dalam naungan shadaqohnya hingga ia menerima putusan masalah yang berhubungan manusia lainnya" (HR. Ahmad)

 Kemudian Rosulullah SAW juga bersabda:
"Tiada seorang hamba yang menshadaqohkan sesuatu semata-mata mencari keridhoan Allah SWT, kecuali Allah berfirman pada hari kiamat nanti:" Wahai hambaKu, engkau telah mengharapkan keridhoanKu, maka pada hari ini aku tidak akan menghinakan dirimu. Aku haramkan tubuhmu tersentuh api neraka dan masuklah kedalam syurga dari pintu mana yang engkaukehendaki" (HR.La-aal)*
Memberi

Hari akhir, hari kiamat dan hari pembalasan adalah hari yang 'mengerikan' bagi siapapun yang kurang berbekal diri. Semua insan tak kan dapat mengelak lagi dari beratnya akibat dari kekeliruan, kesalahan dan dosa yang ia lakukan. Kita pada saat itu akan mencari naungan, mencari perlindungan padahal tidak ada lagi naungan dan perlindungan melainkan apa yang telah di tanamkan.
Pemberian ada beberapa macam, tergantung meniatkan dan meng aqod kannya. Nah, Rosulullah SAW dalam hadis di atas memberikan gambaran betapa pemberian yang berupa shodaqoh ini memilliki keistimewaan yang luar biasa.
Beberapa keistimewaan tersebut jika kita ringkas:
1. Menjadi naungan di hari tiada naungan.
2. Menjadi 'Pasport' ke syurga.
3. Menjadi 'kartu garansi' pelindung diri dari api neraka.
di bulan ramadhan ini masih ingatkah doa kita yang kita ulang?.
kurang lebih:
"aku bersaksi tiada Illah selain Allah, dan aku bersaksi tiada Muhammad SAW adalah utusan Allah, aku memohon ampun kepada Allah, Aku memohon jadikan aku penduduk syurga, aku berlindung kepadaMu dari neraka, Yaa Allah sesungguhnya aku memohon maaf kepadaMu..."
benang merah doanya adalah AGAR kita DIAMPUNI, JAUH dari NERAKA, MEnjadi PENDUDUK SYURGA.
Shadaqoh adalah salah satu 'passport'nya. Mari dibulan istimewa ini menjadi istimewa pula dengan Shadaqoh.
Wallaahu a'lam bish showaab.

*) Nasihat para Hamba, hal. 125.penerbit ibs

Minggu, 07 Agustus 2011

Terbukanya Pintu Taubat


Ditulis: Ari Wahyono

 


Rosulullah SAW bersabda:
"Disekitar 'Arsy terdapat tulisan yang berumur 4000 tahun sebelum dunia diciptakan. Tulisan itu berbunyi:"Wa innii laghoffaarun liman wa aamana wa'amila shoolihan tsummah tadaa." (Sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi setiap orang yang bertaubat, beriman dan beramal sholih, kemudian ia berusaha mendapatkan petunjuk). (HR. Dailami)


Allah tidak memberikan kesempatan bertaubat melainkan Dia (Allah SWT) telah menyediakan pintunya

Kesalahan, kekeliruan, alpa, lalai, lupa adalah hal yang sangat lumrah alias wajar berada dan melekat dalam diri manusia. Namun bukan berarti ini adalah legitimasi atau isyarat legal manusia boleh melakukan selaksa kesalahan tanpa hitung.
Allah SWT Maha Teliti atas apapun yang kita lakukan.
Bahkan tiada sehelai daun gugur dari tangkainya di gelap malam gulita melainkan Allah SWT mengetahuinya. Merinding kalau kita merenungi ini.
CCTV teknologi tercanggi saat ini yang bisa mengamati sesuatu dari monitor kontrol hanya menjangkau tempat yang di 'sorot'nya tak lebih. Namun Allah SWT dalam 24 jam dapat MENGAWASI semua yang terjadi DETAIL di seluruh penjuru alam semesta ini.
Oleh karena itu, apakah kita masih merasa yakin bisa lolos dari pengamatanNYa. Jawabnya tentu absolut: TIDAK!!!. Nah, marilah dengan kesadaran ini kita segera kembali kepada keadaan kita sebagai insan, hamba Allah SWT. Bertaubatlah, sebelum pintu itu di tutup untuk kita selamanya.
Kapan pintu itu tertutup? SAAT ruh kita sampai di kerongkongan yakni pada peristiwa sakarotul maut.
Jangan sampai kita kembali kepadaNya dalam keadaan KOTOR berlumur DOSA dan KESALAHAN. Wallaaahua'lam.

Sabtu, 06 Agustus 2011

Delapan Perhiasan

Di tulis : Ari Wahyono
Berlian
 Perhiasan adalah sesuatu yang keberadaannya menjadikan nuansa lebih indah dari sebelumnya. jadi sesuatu yang di hias akan memberikan nuansa keindahan. keindahan sendiri merupakan kebutuhan insan yang selalu ia cari, karena tiap insan telah di jadikan oleh Allah SWT memiliki kecenderungan yang kuat memiliki keindahan keindahan.
Mengapa demikian? Ya, karena insan adalah Hamba Allah SWT  Yang Maha Indah, sehingga fitroh nya akan mencari KEINDAHAN. Manusia akan berbahagia bersama keindahan.
Perhiasan bisa berupa materi (fisik), bisa berupa sikap (non fisik) dan bisa berupa insan....

Abu Bakar As Shidiq r.a: "ada delapan perkara yang merupakan perhiasan bagi delapan perkara yang lain:
1. Memelihara diri dari meminta-minta adalah perhiasan bagi kefakiran,
2. Bersyukur kepada Allah merupakan perhiasan bagi nikmat yang telah diberikanNya,
3. sabar adalah perhiasan bagi musibah,
4. tawadhu adalah perhiasan bagi (kemuliaan) nasab (keturunan),
5. Santun adalah perhiasan ilmu,
6. rendah hati adalah perhiasan bagi pelajar,
7. tidak menyebut-menyebut pembarian merupakan perhiasanbagi kebaikan,
8. khusyu' adalah perhiasan bagi shalat.
"


Milikilah delapan perhiasan ini semoga kita semua menjadi lebih indah pula di hadapanNya. Amiin.
Berikut sabda Rosulullah SAW berikutnya,
"Kasihanilah pemuka suatu kaum yang telah menjadi hina, kasihanilah orang kaya yang jatuh miskin. Kasihanilah orang 'Alim (berlmu) yang tersia-siakan diantara orang-orang yang tidak berpengetahuan"

Pembaca sekalian, sungguh indah apa yang Abu Bakar r.a dan Rosulullah SAW sampaikan ini. Semoga mencerahkan hati kita hari ini. Wallaahu a'lam.

Disarikan dari Kitab Nasaa'ihul "Ibaad (Syaikh Imam Nawawi Al Bantani).

Jumat, 05 Agustus 2011

8 Kelelahan yang di sukai Allah SWT dan Rosulullah

Oleh. Ari Wahyono
Kelelahan

Banyak diantara kita menghindari kelelahan sementara itu sebenarnyalah kelelahan adalah fitroh insaniyah. Tiap insan dapat dipastikan akan merasakan kelelahan. Nah berikut ini adalah daftar kelelahan yang sebenarnya memiliki barokah karena lelah-lelah ini DISUKAI Allah SWT dan RosulNya.
Lelah itu adalah sebagai berikut:

1. Lelah dalam Jihad (QS.9:111)
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar" (QS At Taubah : 111)


2. Lelah dalam Dakwah (QS.41;33)
"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS.Fushshilat : 33)
3. Lelah dalam Ibadah dan Amal Sholih (QS.29 : 69)
"Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim" (QS.As Syu'aara : 69)

4. Lelah dalam mengandung, melahirkan, menyusui (QS.31: 14)
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu" (QS.Lukman 14)
Lelah selama kehamilan (mengandung)

5. Lelah dalam mencari NAFKAH (QS.62 : 10)
"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung" (QS. JUmuah : 10)


6. Lelah dalam mengurus keluarga (QS.66:6)
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" (QS. At Tahrim : 6)

7. Lelah dalam BELAJAR mencari ILMU (QS.3: 79)
"Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani[208], karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya." (QS. Ali Imron : 79)


8. Lelah dalam Susah, Miskin dan Sakit (QS.2 : 55)
"Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya".(QS. Al Baqoroh : 55)

Nah coba renungi sekali lagi adakah dari ke-8 hal ini ada yang berani mengatakan apa lelah melakukan aktivitas ini?. Semua ke delapannya diperlukan sungguh-sungguh sehingga sangat melelahkan.  Karena itu mari kita bersama-sama menikmati KELELAHAN yang penuh barokah ini.
Wallahu a'lam

Kamis, 04 Agustus 2011

Harga Diri (?)

"Adapun manusia apabila Tuhan-Nya mengujinya, lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka ia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.” [ QS. Al-Fajr ayat 15]
Harga diri seperti cahaya...

Adalah sudah menjadi fitrah kalau setiap manusia sangat merindukan penghargaaan dan penghormatan dari sesamanya. Orang-orang pun selalu berikhtiar dengan caranya sendiri untuk mendapatkannya.

Ada yang menganggap harta sebagai simbol penghargaan, sehingga orang pun berjuang keras untuk meraup dan mengumpulkannya dengan berbagai cara.

Ada yang menganggap pangkat dan kedudukanlah yang dapat meningkatkan derajat kemuliaan, sehingga berupayalah ia untuk meraih pangkat dan kedudukan tersebut setinggi-tingginya. Ada pula yang menganggap justru penampilan dan rupalah yang bisa membuat orang menghargaianya. Karenanya, tidak usah heran kalau begitu banyak orang yang berletih-letih, berjam-jam untuk membuat tubuhnya menjadi indah.

Akan tetapi, kenyataan membuktikan betapa banyak orang memiliki harta melimpah, kedudukan yang tinggi, gelar berderet, dan penampilan yang luar biasa, toh tetap saja tidak memiliki harga. Bahkan tidak jarang semua yang dianggap akan mendatangkan penghargaan terhadap dirinya, malah sebaliknya membuahkan cibiran dan hinaan orang karena tercemari oleh sikap atau perbuatannya sendiri.

Mengapa bisa terjadi demikian ? salah satu penyebabnya adalah karena terkadang banyak orang yang sibuk mencari penghargaan dari orang lain melalui berbagai atribut keduniaan, tetapi melupakan sesuatu yang justru sangat mahal nilainya yakni harga diri. Sebanyak apa pun atribut duniawi yang dia miliki, tetapi kalu tidak memiliki harga diri, maka tidak usah heran ia tidak akan pernah memiliki harga yang sesungguhnya.

Karena, harta, gelar, pangkat, kedudukan, dan penampilan hanyalah sekedar bungkus, sedangkan harga diri adalah isi. Sayangnya, orang justru sering mudah terjebak oleh bungkus belaka, sehingga menganggap semua itu adalah kemuliaan yang diberikan Alloh untuknya.

“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya, lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata, Tuhanku telah memuliakanku.”[QS. Al-Fajr ayat 15]         

Padahal demi Alloh orang yang berpikiran semacam itu adalah benar-benar terkecoh dan tertipu oleh fatamorgana dunia. Karena, siapapun yang meyakini atribut keduniaan sebagai satu-satunya jalan datangnya kemuliaan dan penghargaan dari orang lain, maka setiap saat dengan mudah ia bisa terpelanting ke jurang kehinaan dan benar-benar tidak akan lagi punya harga.

Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman :

……...“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bewntuk yang sebaik-baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.” [QS.At-Tiin ayat 4-5]


Cinta Dunia    


Mengapa sebagian besar orang ternyata lebih merasa memiliki harga dengan memperindah “bungkus” daripada berusaha menggali, memiliki dan mempertahankan “isi”? Padahal justru “isi” itulah, harga diri itulah, yang justru bisa menjadi jalan datangnya kemuliaan dan penghargaan dari sesama.

Jawabnya, ternyata karena kebanyakan manusia berkecenderungan memiliki sifat hubbud dunya (cinta dunia). Padahal justru sifat inilah yang menjadi factor pailing potensial mengakibatkan seseorang rontok wibawa dn kemuliaannya walaupun ia punya segala-gala.

Betapa tidak ! semakin seseorang mencintai dunia dan menganggap sebagai jalan datangnya penghargaan bagi dirinya, dia akan semakin terperosok ke dalam sisi kehidupan yang pasti menyengsarakan lahir batinnya. Mengapa ? karena, di dalam tubuh manusia itu terdapat qolbu, satu perangkat yang tidak akan pernah terpuaskan oleh dunia berikut isinya.

Oleh sebab itu, meskipun orang telah memiliki berbagai apa pun di dunia ini, kalau qolbunya tidak pernah mwengenal Alloh Dzat pemilik alam semesta ini, maka ia tidak akan pernah memiliki, apalagi dapat menikmati hakikat kemuliaan diri dan ketenteraman dalam hidup. 


Materialistis adalah sala sati penyakit yang melanda tidak saja orang-orang non muslim, tetapi juga sebagian besar kaum muslimin. Bagi orang-orang yang dilanda penyakit ini, hal yang dipikirkan dan dicarinya terus menerus siang malam hanyalah segala sesuatu yang bersifat duniawi. Ia serta-merta akan merasa bangga ketika dunia datang kepadanya. Sehingga menjadi sibuk pamer dan sibuk sombong meremehkan orang lain. Sebaliknya ia akan sangat terluka sedih luar biasa, terpuruk dan terpukul manakala Alloh mengambil kembali dunia itu dari genggamannya.


Sama jeleknya dengan orang yang sombong karena ada dan menjadi minder karena tiada. Kalau orang datang dengan penampilan yang baik secara duniawi, kadang-kadang penghaormatan pun serta merta kita berikan kepadanya. Padahal kita tidak tahu asesoris harta yang dimilikinya itu datangnya darimana. Kita memang mudah terjebak menghargai orang hanya dari status duniawi. Jarang kita berani menelusuri status kepribadiannya.
Barangsiapa yang mulai terperosok oleh kerinduan dipuji karena dunia, maka akan terkuras habis waktunya digunakan untuk berpikir dan bekerja banting tulang demi mendapatkannya, tanpa ia sendiri bisa menikmatinya. Persis seperti seorang anak kecil yang merengek-rengek kepasda orang tuanya minta dibelikan petasan. Ketika uang didapatkan ia pin lari ke warung. Terengah-engah nafasnya, bersimbah keringatnya.


Petasan yang di dambakannya pun didapatkan, sehingga dengan kegirangan ia kembali berlari pulang. Saking gembira hatinya, ia lengah tidak lagi melihat jalan yang ditapaki, sehingga kaki pun terantuk batu dan jatuh terjerembablah ia. Tubuhnya terluka dan mengeluarkan darah, iapun meringis menahan kesakitan, namun petasan tetap tergenggam erat di tangan. Akan tetapi masya Alloh, ketika petasan tersebut hendak disulut, ia malah memberikan kepada kakanya yang lebih besar. “ kak, tolong bakarkan petasan ini.” Sementar ia sendiri malah menutup telinganya rapat-rapat.

Petasan meletus tanpa ia nikmati. Orang lainlah yang menikmatinya, sedangkan dirinya hanya mendapatkan keletihan dan luka di badan. Demikianlah ciri khas ahli dunia. Ia akan sibuk sekali mencari dan mencari segala harta, gelar pangkat dan kedudukan, sampai-sampai tersiksa sendiri lahir batinnya, padahal ia sendiri tidak pernah bisa menikmati seutuhnya.        


Siang malam mengejar kekayaan, lupa membina istri, alpa mendidik anak-anak, apalagi berpikir untuk bekal kepulangan ke akhirat kelak. Segala cara dihalalkan harta pun melimpah ruah. Berjuta atau bahkan bermilyar rupiah tabungan tersimpan di bank. Namun sebanyak apa pun uang yang ditimbunnya sungguh ia tidak pernah memegangnya karena justru pihak bank lah yang menikmatinya. Villa pun dibangun di lereng bukit, namun berapa hari dlam seminggu ia dapat beristirahat di dalamnya ? kenyataan yang ada malah sejumlah pembantunya lah, yang ditugasi menjaga dan merawatnya siang malam, yang enak-enak menikmati nyamannya villa itu.

Demi kenyamanan pergi dan pulang kantor atau bepergian kemanapun yang diinginkan, mobil mewah berharga ratusan juta rupiah pun ia usahakan. Cobalah kita tanya, berapa menit kah dalam sehari ia sempat menikmati kursi empuknya. Kenyataannya justru sang supirlah yang enak-enak tiduran di kursi empuk sedan sementara menunggu majikan keluar dari tempat kerjaan. Akan tetapi, sang majikan yang setiap hari dipusingkan oleh berbagai urusan kantor, pikirannya  yang selalu tegang niscaya akan mudah marah meradang, sehinggga sang supir bisa kena dampratan, pembantu di rumah pun kerap kali kena sasaran kemarahan.

Di depan majikan supir dan pembantu itu akan tunduk ketakutan, tatapi di belakang mereka kerap bersungut-sungut dan menyumpah serapahinya habis-habisan. Oleh bawahannya di kantor ia sangat dihormati. Oleh relasi dan rekannya ia disanjung dan dipuji. Akan tetapi, masya Alloh, harga diri wibawa dan kemuliaannya justru jatuh terpuruk dimata supir dan pembantunya sendiri karena ia telah terjebak oleh harta, gelar, pangkat, dan kedudukan yang disandangnya, yang ia sangka sebagai sumber segala kemuliaan hidupnya. Demi Alloh Islam mengajarkan kita harus berikhtiar keras di dunia ini demi harga diri dan keluarga memiliki bekal hidup yang cukup. Akan tetapi untuk mendapatkannya kita harus memakai adab, sehingga harga diri kita tidak rontok karenanya.

Bagaimana caranya agar kita dapat memiliki dunia seraya tetap dapat mempertahankan dan memelihara satu-satunya “harta” yang tak ternilai harganya ini ? kuncinya tiada lain adalah bahwa kita harus memiliki dunia ini tanpa harus tergelincir menjadi ahli dunia, menjadi orang yang cinta dunia. Milikilah harta, gelar, pangkat, dan kedudukan untuk bekal hidup di dunia ini secukupnya saja, tetapi curahkanlah segala yang telah didapatkan itu sebanyak-banyaknya untuk beribadah kepada Alloh ‘Azza wa jalla, Dzat pemilik segala kemuliaan.

Sungguh, “ Barangsiapa yang menjadikan dunia ini (pusat) cita-citanya, niscaya Alloh akan mencerai beraikan urusannya dan menjadikan kepapaan menghantui dirinya serta tidak akan datang kepadanya keduniaan, kecuali sekedar apa yang telah ditetapkan. Akan tetapi, barangsiapa yang menjadikan akhirat itu niatnya, niscaya Alloh menghimpunkan segala urusan serta menciptakan kepuasan dalam hatinya sementara dunia datang tunduk kepadanya (Al-Hadits). Wallahu ‘alam

Rabu, 03 Agustus 2011

Menghindari Sikap Emosional

KH. Abdullah Gymnastiar 

Emosional, bisa sangat mengganggu...


Saudaraku yang baik, mungkin saja ada kepuasaan tersendiri ketika suatu tindakan dilakukan secara emosional. Tapi kepuasaan itu belum tentu tepat, karena bisa jadi kepuasaan itu adalah kepuasaan yang tidak baik. Misalkan saja orang tua yang berbeda pendapat dengan anaknya ketika menentukan calon pendamping hidupnya. Sang anak bersikukuh untuk menentukan pilihannya sendiri, sementara orang tua pun tetap berpegang teguh untuk menolak pilihan sang anak.Dengan emosional orang tua anak tersebut tidak mau mengakui lagi sang anak tersebut sebagai darah dagingnya, bahkan dengan teganya sang anak pun diusir dari rumah.


Mungkin kadangkala sikap emosional itu seperti pemecahan masalah tetapi kepuasan yang di dapat sebenarnya hanyalah kepuasaan hawa nafsu, bukan kepuasan yang didasari oleh kebenaran. Percayalah suatu tindakan yang diambil karena dorongan emosi hanya akan menyebabkan penyesalan kemudian.


Kepada saudaraku yang diamanahi kedudukan strategis, sudah semestinya menghindari tindakan-tindakan yang emosional, apalagi jika tindakan emosional itu dilakukan semata-mata karena iri dan prasangka kepada seseorang, seperti ; takut kehilangan jabatan karena orang lain lebih pintar, atau takut orang lain lebih populer dibanding kita. Tindakan emosional seperti ini hanya akan menjatuhkan diri sendiri dan semakin tidak disukai oleh oleh orang lain.


Rasulullah SAW yang mulia setiap tindak langkahnya senantiasa didasari oleh hasil pemikiran yang jernih dan tidak emosional dan inilah yang harus kita contoh dan kita teladani. Maka andaikata para orang tua,guru, dan orang-orang yang mempunyai kedudukan dapat menghindari sikap emosional, tentunya ini akan sangat baik sekali.Semoga kita digolongkan Alloh sebagai orang-orang yang gigih berusaha untuk menghindari sikap emosional.Wallahu a'lam

Selasa, 02 Agustus 2011

Agar Kita Ikhlas Beramal

Oleh. Ari Wahyono

Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Yang demikian itulah agama yang lurus.”  
(Al-Bayyinah: 5)

لاَيَقْبَلُ اللَّهُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ كََانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتَغَى بِهِ وَجْهَهُ.
Allah tidak menerima amal, kecuali yang dikerjakan dengan ikhlas karena Dia semata, dan dimaksudkan untuk mencari ridho-Nya. ( HR. Ibnu Majah )

إِنَّ أَخْوَفَ مَاأَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُِ, قَاَلُوْا : وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُِ يَارَسَُوْلَ اللَّهِ؟
قَالَ : الرِّيَاءُ.
Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil. Sahabat bertanya ; apa syirik kecil itu ya Rasulallah ? Jawab Rasul ( Saw ) : “ Riya’ “ ( HR. Ahmad )

Sendiri maupun berjamaah : Mesti Ikhlas

Secara etimologis (Bahasa Arab) ikhlas berakar dari kata kha-la-sha dengan arti bersih, jernih, murni; tidak bercampur.Misalkan kata Maa'u Khalish artinya adalah air bening atau putih; tidak bercampur dengan kopi, teh, susu, sirup atau zat-zat lainnya. Setelah dibentuk menjadi Ikhlash (mashdar dari fi'il muta'addi khallasha) berarti membersihkan.
Secara Termminologis yang dimaksudkan ikhlas adalah beramal semata-mata mengharapkan ridho Allah SWT.
Berikut adalah kiat agar kita terjaga ikhlas dalam beramal:
1. Wudhuhul hadaf
     Menjaga dan memelihara orientasi hati dan hubungan dengan Allah SWT saat beramal dan mengerjakan aktivitas baik sendiri maupun berjamaah. Keadaan ini hanya akan diperoleh manakala seseorang dalam keadaan memahami hakikat dari kedudukan dirinya sebagai makhluq yang tak lain apapun yang dia lakukan hanya atas ijin Allah SWT.
2.   Ittibau sunnah
      Mengikuti apa yang telah di contohkanRosulullah SAW yang teriwayatkan hingga ke zaman kita. ketika kita beribadah atau beramal meskipun orientasi kita hanya kepada Allah SWT namun tata caranya tidak sebagaimana diajarkan Nabi SAW maka kemungkinan besar amalan kita ini tertolak. Ini banyak berhubungan dengan Ibadah Mahdhoh (khusus), misalkan adzan...meskipun orientasinya hanya kepada Allah namun jika dilafadzkan dalam bahasa TURKI amalan kita ini tertolak, karena Rosulullah SAW tidak mencontohkan demikian.
3. Bercermin kepada para mukhlasin
    Lihatlah karya besar para shabat-tabi'in-tabiit tabi'iin....mereka berkarya dan menghaasilkan karya besar karena apapun yang mereka kerjakan, hati mereka menghadap Allah SWT. Mempelajari  sejarah kehidupan mereka memudahkan kita melihat dan kemudian bercermin...seperti itulah kitaseharusnya.
4. Merenungkan bahaya riya
    Riya adalah pemusnah amal yang mengerikan, ibarat bangunan yang besaar. kekeuatan bangunan itu ditentukan oleh kualitas bahan dan susunannya. Meskipun tinggi menjulang namun bangunan itu berkekuatan seperti tumpukan pasir di tepi pantai maka tentu bangunan itu mudah sekali musnah karena ombak pantai. Dan riya adalah pemusnah bangunan amal kita ini.
5. Mengingat indahnya balasan terhadap mukhlasin


Wallahu a'lam