Ditulis kembali: Ari Wahyono
34. Tak ada tweep yang sepenuhnya salah & jahat. Sebagaimana sebuah jam matipun masih bisa memberi benar dua kali sehari;)
33. Bersikap santun jika berada di jalan benar. Sebab orang benar nan tak santun melunturkan hormat insan pada kebenaran.
32. Menyenangkan semua orang itu melelahkan. Cukuplah twit-twit ini jadi gambaran bahwa yang kita kehendaki murni baiknya.
31. Jauh lebih mudah mendapat teman dengan tertarik pada mereka, daripada mencoba membuat mereka tertarik pada kita.
30. Meng #FF orang shalih nan tweet-nya mencerahkan ialah jasa berbalas surga, seperti Habib An Najjar (Qs Yaasiin: 20-27)
29. Menyebut asal twit saat RT, Co-Pas, & inspired ialah bagian dari penghormatan pada Tweeps lain, juga pada nurani kita.
28. Senyum kecil & pujian sederhana mungkin saja membuat Tweeps lain kembali percaya bahwa dia berhak & layak berbuat baik
27. Pastikan tidak ada kata terlewat
26. Berceritalah tentang diri, tapi tak perlu banyak-banyak. Sebab yang mencinta tak memerlukan, yang benci takkan percaya
25. Mungkin ada yang menyebut sok alim, sok suci, sok shalih tersebab tweets kita baik. Bagaimanapun jua, berkebajikanlah.
24. Setiap keterlibatan dalam ghibah & aib sesama, membuat pahala diambil & dosa si teraib ditambahkan ke buku amal kita.
23. Setiap twit yang baik itu sedekah. Ia lebih baik dibanding pemberian emas sepenuh bumi diikuti ungkitan nan menyakiti.
22. Pada tiap gaya, kita ingat bahwa; banyak canda turun wibawa, banyak keluh kehormatan jatuh, mudah marah jatuh ‘izzah.
21. Doa selalu baik; nan kala gaibnya mustajab, nan di hadapannya jadi pujian penuh makna. Saling memanggillah dengan doa!
20. Jadikan penyebutan nikmat-nikmatNya dalam tweet kita sebagai inspirasi syukur & kerja keras, bukan riya’ & takjub diri
19. Mengeluh pada banyak orang adalah cara termudah untuk mengubah gelap yang setitik menjadi pekat semesta. Bijaklah!
18. Jika kita merasa bahwa segala di sekitar gelap, curigalah bahwa kita ini yang dikirim Allah sebagai cahaya tuk mereka!
17. Jika kita merasa bahwa semua Tweeps punya masalah dengan kita, curigalah bahwa kita inilah masalahnya. Lalu berbenah.
16. Luka yang berbahaya ialah luka pada mereka nan shalih. Luka itu menuntun kita tak suka pada keshalihan. Sembuhkanlah!
15. Reaksi berlebihan ialah tanda bahwa ada luka di hati kita. (Jabat tangan pun menyakitkan bagi yang jarinya bertelusuk)
14. Mereka nan suka menghakimi itu tanda bahwa kelak dirinya jadi terdakwa di depan banyak korban. Kasihilah dengan tulus
13. Mereka yang suka menghina adalah bukti bahwa dirinya rindu pemuliaan. Berikanlah selayaknya dengan murah hati
12. Tanggapi tiap yang mengacau dengan keteraturan. Tanggapi tiap nan membabibuta dengan 7 basuhan, air & salah 1-nya debu
11. Sikapi tiap yang menyesatkan dengan cantiknya ungkapan berhidayah. Sikapi tiap nan keliru dengan indahnya berkebenaran
10. Balaslah tiap yang menyakitkan dengan yang menyembuhkan. Balaslah tiap yang menjatuhkan dengan yang membangunkan
9. Menjadi kritis tak sama dengan ber-sinis ria. Tak bisa bedakan keduanya menyulitkan kita beri sumbangsih pada kebenaran
8. Menista & merendahkan pribadi Tweep lain tidaklah menjatuhkannya. Itu hanya menunjukkan kerdil & hinanya diri sendiri
7. Smua tweeps itu Guru, apapun tweetnya. Bukan sebab mereka pasti bijak. Tapi kitalah nan selalu belajar tuk jadi bestari
6. Benci dan permusuhan pada orang atau pihak tak boleh hingga lunturkan akhlaq mulia, kesantunan kata, & sikap adil kita
5. Me-RT hanya nan jelas benar, baik, dan bergunanya; sebab cukuplah disebut dusta dia yang katakan segala nan didengarnya
4. Memaafkan khilaf-khilaf sesama, menyuruh senantiasa pada yang baik adanya, mengabaikan yang jahil nan tak berharga
3. Hindari dusta meski sedang bercanda. Hindari debat-perbantahan yang tak lahirkan amal, meski berada di pihak nan benar
2. Ber-KICAU hanya yang baik: benar isinya, indah caranya, tepat waktunya. Atau DIAM menyimak, mengambil ‘ibrah terbaiknya
1. Tak congkak kalau difollow, tak kecewa jika di-unfollow, tetap berkebajikan ketika di-block, syukur saat kebaikan di-RT
34. Tak ada tweep yang sepenuhnya salah & jahat. Sebagaimana sebuah jam matipun masih bisa memberi benar dua kali sehari;)
33. Bersikap santun jika berada di jalan benar. Sebab orang benar nan tak santun melunturkan hormat insan pada kebenaran.
32. Menyenangkan semua orang itu melelahkan. Cukuplah twit-twit ini jadi gambaran bahwa yang kita kehendaki murni baiknya.
31. Jauh lebih mudah mendapat teman dengan tertarik pada mereka, daripada mencoba membuat mereka tertarik pada kita.
30. Meng #FF orang shalih nan tweet-nya mencerahkan ialah jasa berbalas surga, seperti Habib An Najjar (Qs Yaasiin: 20-27)
29. Menyebut asal twit saat RT, Co-Pas, & inspired ialah bagian dari penghormatan pada Tweeps lain, juga pada nurani kita.
28. Senyum kecil & pujian sederhana mungkin saja membuat Tweeps lain kembali percaya bahwa dia berhak & layak berbuat baik
27. Pastikan tidak ada kata terlewat
26. Berceritalah tentang diri, tapi tak perlu banyak-banyak. Sebab yang mencinta tak memerlukan, yang benci takkan percaya
25. Mungkin ada yang menyebut sok alim, sok suci, sok shalih tersebab tweets kita baik. Bagaimanapun jua, berkebajikanlah.
24. Setiap keterlibatan dalam ghibah & aib sesama, membuat pahala diambil & dosa si teraib ditambahkan ke buku amal kita.
23. Setiap twit yang baik itu sedekah. Ia lebih baik dibanding pemberian emas sepenuh bumi diikuti ungkitan nan menyakiti.
22. Pada tiap gaya, kita ingat bahwa; banyak canda turun wibawa, banyak keluh kehormatan jatuh, mudah marah jatuh ‘izzah.
21. Doa selalu baik; nan kala gaibnya mustajab, nan di hadapannya jadi pujian penuh makna. Saling memanggillah dengan doa!
20. Jadikan penyebutan nikmat-nikmatNya dalam tweet kita sebagai inspirasi syukur & kerja keras, bukan riya’ & takjub diri
19. Mengeluh pada banyak orang adalah cara termudah untuk mengubah gelap yang setitik menjadi pekat semesta. Bijaklah!
18. Jika kita merasa bahwa segala di sekitar gelap, curigalah bahwa kita ini yang dikirim Allah sebagai cahaya tuk mereka!
17. Jika kita merasa bahwa semua Tweeps punya masalah dengan kita, curigalah bahwa kita inilah masalahnya. Lalu berbenah.
16. Luka yang berbahaya ialah luka pada mereka nan shalih. Luka itu menuntun kita tak suka pada keshalihan. Sembuhkanlah!
15. Reaksi berlebihan ialah tanda bahwa ada luka di hati kita. (Jabat tangan pun menyakitkan bagi yang jarinya bertelusuk)
14. Mereka nan suka menghakimi itu tanda bahwa kelak dirinya jadi terdakwa di depan banyak korban. Kasihilah dengan tulus
13. Mereka yang suka menghina adalah bukti bahwa dirinya rindu pemuliaan. Berikanlah selayaknya dengan murah hati
12. Tanggapi tiap yang mengacau dengan keteraturan. Tanggapi tiap nan membabibuta dengan 7 basuhan, air & salah 1-nya debu
11. Sikapi tiap yang menyesatkan dengan cantiknya ungkapan berhidayah. Sikapi tiap nan keliru dengan indahnya berkebenaran
10. Balaslah tiap yang menyakitkan dengan yang menyembuhkan. Balaslah tiap yang menjatuhkan dengan yang membangunkan
9. Menjadi kritis tak sama dengan ber-sinis ria. Tak bisa bedakan keduanya menyulitkan kita beri sumbangsih pada kebenaran
8. Menista & merendahkan pribadi Tweep lain tidaklah menjatuhkannya. Itu hanya menunjukkan kerdil & hinanya diri sendiri
7. Smua tweeps itu Guru, apapun tweetnya. Bukan sebab mereka pasti bijak. Tapi kitalah nan selalu belajar tuk jadi bestari
6. Benci dan permusuhan pada orang atau pihak tak boleh hingga lunturkan akhlaq mulia, kesantunan kata, & sikap adil kita
5. Me-RT hanya nan jelas benar, baik, dan bergunanya; sebab cukuplah disebut dusta dia yang katakan segala nan didengarnya
4. Memaafkan khilaf-khilaf sesama, menyuruh senantiasa pada yang baik adanya, mengabaikan yang jahil nan tak berharga
3. Hindari dusta meski sedang bercanda. Hindari debat-perbantahan yang tak lahirkan amal, meski berada di pihak nan benar
2. Ber-KICAU hanya yang baik: benar isinya, indah caranya, tepat waktunya. Atau DIAM menyimak, mengambil ‘ibrah terbaiknya
1. Tak congkak kalau difollow, tak kecewa jika di-unfollow, tetap berkebajikan ketika di-block, syukur saat kebaikan di-RT
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, pastikan tidak mengandung unsur negatif, SARA, menyinggung. Tujuan yang baik akan sempurna dikemas dengan ungkapan yang baik pula. Terimaksih