Oleh. Ari Wahyono
Melihat TVOne. Saya terkejut ketika melintas berita. Ada 10 desa di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Jutaan ulat bulu ini menyerbu setiap sudut tempat. Entah mengapa demikian, padahal kalau kita perhatikan. Makanan ulat ini ada dimana-mana selain ada di 10 desa ini.
Untuk mengatasi korban karena gatal-gatal dan sebagainya dinas kesehatan telah terjun langsung ke lapangan untuk membantu para korban. Meski demikian, menurut saya perlu ada penelitian ilmiah kenapa 10 desa ini saja yang selalu di tuju para KUPU untuk bertelur dan menetaskan telurnya menjadi ulat ini?. Pengaruh suhu, makanan, arah angin atau apa.
Kita tunggu apa yang akan terjadi, dan siapa yang siap mengungkap fenomena ini akan menjadi TOKOH luar biasa. Ini fenomena ilmiah meskipun kita juga dapat berfikir lain. Sebagai makhluk mengapa ulat ini mendatangi 10 desa ini. Ada apa dibalik mereka. Gatal-gatal karena ulat ini sungguh menyiksa.
Menurut analisa saya, ini akibat gangguan mata rantai dari siklus hidup ulat ini. Seharusnya ledakan populasi tak terjadi kalau ada kontrol jumlah populasi. Kontrol jumlah populasi adalah faktor yang membuat ia berada dalam jumlah terkontrol. Kemungkinan ada beberapa:
1. Pemangsa(predator) kupu populasinya turun atau bahkan punah.
2. Ulat ini memilliki residu pestisida karena penggunaan pestisida berlebihan....sehingga pemangsanya tidak memakannya karena kandungan residu itu mengancam nyawanya si predator.
Jika dua hal ini terjadi, maka pertumbuhan mereka takkan terkontrol. Tidak ada pengurang akhirnya terjadi kelainan pada piramida makanan. Jumlah ulat lebih banyak dari jumlah tumbuhan....
Nah, predator kupu dan ulat tu apa sih? predatornya adalah burung-burung pemakan ulat: Calibri, Manyar, Jalak oren, Jalak Abu-abu, ciblek, murai batu, murai dan beberapa jenis lainnya.
Apakah analisa saya benar? wallahu a'lam...siapa mau ke Probolinggo hayo?.
Republika.co.id. Yogyakarta merelease.Perubahan iklim terutama temperatur lingkungan ikut mempengaruhi populasi ulat bulu, karena temperatur yang meningkat dapat mempercepat siklus hidup ulat itu, kata pakar hama dan penyakit tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Suputa. "Meningkatnya populasi ulat bulu juga disebabkan semakin berkurangnya musuh alami, seperti burung, parasitoid, dan predator lain," katanya dalam diskusi Fenomena Wabah Hama Ulat Bulu di Jawa Timur, di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, akibat tingginya populasi, serangan ulat bulu di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, semakin memprihatinkan. Ulat bulu tidak hanya menyerang daun mangga di Kecamatan Bantaran, Leces, Sumberasih, dan Tegalsiwalan, tetapi juga memasuki rumah penduduk. "Daun mangga varietas Manalagi di daerah itu habis dimakan ulat bulu. Pohon mangga tinggal ranting dan batangnya," katanya.
Ia mengatakan, ulat bulu tersebut lebih memilih menyerang daun mangga Manalagi dibanding varietas pohon mangga lain. Pemilihan inang itu dilakukan ulat bulu dewasa saat meletakkan telur. "Ulat bulu bukan termasuk kupu-kupu, tetapi sebangsa ngengat. Diduga ngengat ulat bulu itu yang meletakkan telur pada celah kulit pohon mangga atau di bawah daun," katanya.
Menurut dia, serangan ulat bulu tersebut bukan fenomena baru, karena sebelumnya pernah terjadi serangan serupa. Bahkan, pernah terjadi tanaman lombok se-Jawa yang layu menguning akibat serangan hama tanaman. "Terdapat dua spesies ulat bulu yang menyerang daun mangga di Probolinggo, yakni arctornis sp dan Lymantria atemeles Collenette. Ulat bulu itu bersifat nokturnal, yakni ulat yang aktif pada malam," katanya.
Ia mengatakan tidak mengherankan jika pada malam sering terdengar seperti suara hujan, padahal saat itu sesungguhnya ulat bulu sedang memakan daun-daun mangga. "Jika serangan ulat ini dibiarkan, maka akan banyak pihak mengalami kerugian. Selain ketakutan juga kerugian secara ekonomi," katanya.
Oleh karena itu, pengendalian terhadap populasi ulat menjadi langkah yang harus segera dilakukan. Terlebih kemampuan produksi telur ulat betina mencapai 70-300 butir per ulat. "Pengendalian hama terpadu dengan pendayagunaan musuh alami, burung, parasitoid, perangkap lampu UV, dan penggunaan perangkap feromon seks perlu dilakukan," katanya.
Melihat TVOne. Saya terkejut ketika melintas berita. Ada 10 desa di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Jutaan ulat bulu ini menyerbu setiap sudut tempat. Entah mengapa demikian, padahal kalau kita perhatikan. Makanan ulat ini ada dimana-mana selain ada di 10 desa ini.
Lymantria atemeles Collenette. |
Tampak dekat: Ulat Bulu |
Untuk mengatasi korban karena gatal-gatal dan sebagainya dinas kesehatan telah terjun langsung ke lapangan untuk membantu para korban. Meski demikian, menurut saya perlu ada penelitian ilmiah kenapa 10 desa ini saja yang selalu di tuju para KUPU untuk bertelur dan menetaskan telurnya menjadi ulat ini?. Pengaruh suhu, makanan, arah angin atau apa.
Setelah ulat-ulat di sapu pun pemandangan masih seperti ini |
Kita tunggu apa yang akan terjadi, dan siapa yang siap mengungkap fenomena ini akan menjadi TOKOH luar biasa. Ini fenomena ilmiah meskipun kita juga dapat berfikir lain. Sebagai makhluk mengapa ulat ini mendatangi 10 desa ini. Ada apa dibalik mereka. Gatal-gatal karena ulat ini sungguh menyiksa.
Menurut analisa saya, ini akibat gangguan mata rantai dari siklus hidup ulat ini. Seharusnya ledakan populasi tak terjadi kalau ada kontrol jumlah populasi. Kontrol jumlah populasi adalah faktor yang membuat ia berada dalam jumlah terkontrol. Kemungkinan ada beberapa:
1. Pemangsa(predator) kupu populasinya turun atau bahkan punah.
2. Ulat ini memilliki residu pestisida karena penggunaan pestisida berlebihan....sehingga pemangsanya tidak memakannya karena kandungan residu itu mengancam nyawanya si predator.
Jika dua hal ini terjadi, maka pertumbuhan mereka takkan terkontrol. Tidak ada pengurang akhirnya terjadi kelainan pada piramida makanan. Jumlah ulat lebih banyak dari jumlah tumbuhan....
Inilah salah satu predator ulat dan kupu |
Nah, predator kupu dan ulat tu apa sih? predatornya adalah burung-burung pemakan ulat: Calibri, Manyar, Jalak oren, Jalak Abu-abu, ciblek, murai batu, murai dan beberapa jenis lainnya.
Apakah analisa saya benar? wallahu a'lam...siapa mau ke Probolinggo hayo?.
Predator ulat: Murai Batu |
Menurut dia, akibat tingginya populasi, serangan ulat bulu di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, semakin memprihatinkan. Ulat bulu tidak hanya menyerang daun mangga di Kecamatan Bantaran, Leces, Sumberasih, dan Tegalsiwalan, tetapi juga memasuki rumah penduduk. "Daun mangga varietas Manalagi di daerah itu habis dimakan ulat bulu. Pohon mangga tinggal ranting dan batangnya," katanya.
Arctornis sp |
Menurut dia, serangan ulat bulu tersebut bukan fenomena baru, karena sebelumnya pernah terjadi serangan serupa. Bahkan, pernah terjadi tanaman lombok se-Jawa yang layu menguning akibat serangan hama tanaman. "Terdapat dua spesies ulat bulu yang menyerang daun mangga di Probolinggo, yakni arctornis sp dan Lymantria atemeles Collenette. Ulat bulu itu bersifat nokturnal, yakni ulat yang aktif pada malam," katanya.
Ia mengatakan tidak mengherankan jika pada malam sering terdengar seperti suara hujan, padahal saat itu sesungguhnya ulat bulu sedang memakan daun-daun mangga. "Jika serangan ulat ini dibiarkan, maka akan banyak pihak mengalami kerugian. Selain ketakutan juga kerugian secara ekonomi," katanya.
Oleh karena itu, pengendalian terhadap populasi ulat menjadi langkah yang harus segera dilakukan. Terlebih kemampuan produksi telur ulat betina mencapai 70-300 butir per ulat. "Pengendalian hama terpadu dengan pendayagunaan musuh alami, burung, parasitoid, perangkap lampu UV, dan penggunaan perangkap feromon seks perlu dilakukan," katanya.